Sejarah Desa Rantau Badak Lamo

Dusun Lubuk Lalang dan Tanjung Kemang tunduk kepada kerajaan Jambi dan merupakan satuan Desa Lubuk Ruso yang saat ini masuk wilayah Kabupaten Batang Hari, datang lah seorang dari pagaruyung yang saat ini disebut Sumatera Barat dan bermukim di sepanjang Sungai Papalik yang bernama Datuk Mambai. Datuk Mambai adalah pengembang Agama Islam di daerah ini yang kemudian meninggal di sungai Papalik, yang disebut warga Desa Rantau Badak Lamo Kuburan nenek Moyangku Mambai. 

Pada Dahulu Desa Rantau Badak belum berdiri, masyarakat Desa yang sekarang mendiami Desa Rantau Badak bermukim disepanjang sungai papalik yang disebut Dusun Lubuk Lalang dan Tanjung Kemang. Dusun Lubuk Lalang yang ramai disitu berdiri surau da nada Juga Dusun Kecil yang bernama Aro Duri, Bekil, dan Lubuk Buntar.  

Pada zaman kerajaan Belanda diperintahkanlah disatukan Semua Dusun untuk membuat suatu Kampung, maka bersama yang tuo-tuo dan yang mudo bermusyawarah dapatlah kesepakatan untuk mencari Dusun Baru yaitu di percayakan ke Bangub dan Bilal Dawad untuk mencari tempat dimana yang baik untuk membuat Kampung. 

Setelah sepakat pergilah bangub dan Bilal Dawad mengaliri sungai pengabuan bertemulah mereka sebuah tempat yang datar berhentilah mereka disitu “disinilah koto buat Dusun” kata Bangup seraya memijakkan kakinya dan mengapakkan parang ke napal yang dipijaknya, kemudian diambilah napal tersebut 3 buku dan dibawanya pulang, dan dikatakannya kepada orang banyak di Dusun bahwa dia telah menemukan tempat yang bagus untuk dibuat kampung dan orang banyak bertanya dimana ? dijawabnya di “Rantau orang jumpo badak berendam kemaren”. 

Pada mulanya dibuatlah kebun-kebun dan barulah mereka pindah berangsur-angsur awalnya di Rantau Badak itu ada 5 buah rumah yaitu rumah Umar, Ketip Jedah, H. Pi’I, Midah, dan H. Idris. Awalnya yang namanya Dusun dari Rumah Bangub ke lekuk dari rumah Bangub Ke ilir namanya Kebun-kebunan. 

Setelah banyak orang pindah barulah dibuat masjid panggung dengan berdinding papan dan beratap genteng, yang berada di antara Rumah Misah. Dan Datuk Bangup Menijakkan kaki di napal ialah di jamban Dehet/Suhaimi, dan Badak Berendam yaitu di jamban Tapah banyaknya 5 ekor dab ditengah jalan ada Durian Rajo di depan rumah Mangku Samat.

Pada tahun 2008 Terjadilan Pemekaran Kecamatan Merlung terbagi menjadi tiga yaitu Kecamatan Merlung, Kecamatan Rendah Mendalu dan Kecamatan Muara Papalik dan sesuai undang-undang bahwa ibu kota Kecamatan harus berubah status Desa menjadi Kelurahan maka pada bulan januari Tahun 2011 Desa Rantau Badak berubah menjadi Kelurahan Rantau Badak, dan pada tanggal 10 April 2012 terjadilah pemekaran kelurahan Rantau Badak dan Desa Rantau Badak Lamo.

Maka kami pemuka Desa Rantau Badak Lamo Sepakat dan setuju bahwa Desa Rantau Badak yang ada di dalam Kampung asal tetap bertahan dengan nama Desa Rantau Badak Lamo.

Berdasarkan Peraturan Desa Kabupaten Tanjung Jabung Barat Nomor 14 Tahun 2011, tanggal 25 November 2011 tentang pembentukan Desa Rantau Badak Lamo, Desa Lubuk Sebontan, Desa Sungai Papauh, Desa Sungai Muluk, dan Desa Pematang Balam. Kecamatan Muara Papalik.

Maka sejak saat ini Desa Rantau Badak Lamo resmi berdiri setelah dimekarkan dari kelurahan Rantau Badak.

0 comments:

Posting Komentar